METODE
PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA
A. Pendahuluan
Manusia secara mendasar merupakan makhluk yang
paling unik dan bermakna, karena manusia bisa menciptakan sejarah kehidupan
dengan bekal akal yang dimiliki. Hal itu bisa dirasakan dengan semakin berkembangnya
peradaban kemanusiaan di dunia. Kondisi ini tidak bisa dilepaskan dari
karakteristik manusia yang selalu ingin mengetahui dan memahami kondisi sekitarnya bahkan dirinya sendiri. Hasil
pengetahuan itu menjadi suatu prinsip pengetahuan yang empirik.
Rasa keingin tahuannya manusia terhadap segala
fenomena yang terjadi di sekitarnya menuntut dirinya untuk berinteraksi
langsung dengan lingkungan yang secara kasar disebut dengan penelitian. Dan
bersamaan dengan proses interaksi mereka yang semakin berkembang, manusia dapat
merumuskan proses interaksinya tersebut dengan baik sehingga hasilnya secara
resmi dikatakan penemuan ilmiah. Proses interaksi yang dilakukan manusia dengan
alam sekitarnya dalam rangka untuk menemukan pengetahuan secara prosedural
disebut dengan penelitian.
Penelitian adalah merupakan salah satu proses untuk
menggali pengetahuan dari segala fenomena yang terjadi. Ia menjadi salah satu
aktivitas yang terus berkembang bersama dengan proses perkembangan pola pikir
manusia. Sistem dan metodologinya terus diformulasikan setiap kali terdapat
perkembangan baru dalam aspek kahirdupan manusia.
Penelitian di lakukan untuk menemukan rumusan
sistematis dari setiap gejala yang lahir. Gejala tersebut menjadi faktor
penting terjadinya proses penelitian, sehingga orang yang peka terhadap segala
gejala yang menjadi problem baru senantiasa mendorongnya untuk mengetahui hal
tersebut secara lebih mendalam.
Penelitian bukanlah usaha yang dilakukan secara
serampangan di dalam menggali pengetahuan seputar gejala persoalan yang ada,
tetapi penelitian membutuhkan metodologi sistematis dan ilmiah untuk memperoleh
data dan kesimpulan yang sistematis juga sehingga hasilnya bisa diakui
valitiasnya secara ilmiah.
Terdapat beberapa langkah yang menjadi acuan pokok
yang harus ditempuh oleh setiap orang yang ingin melakukan penelitian, di
antaranya adalah desain penelitian, latar belakang masalah, perumusan masalah,
identifikasi masalah, hipotesa, pendekatan yang digunakan, hipotesa, teknik
pengumpulan dan analisis data, dan kesimpulan. Langkah ini merupakan acuan
pokok bagi setiap peneliti dalam melakukan penelitian.
Di dalam proses penelitian, setiap peneliti
berusaha untuk mengetahuai problema yang ditelitinya secara holistik. Ia
dituntut untuk melakukan pengumpulan data-data yang terkait dengan problema
tersebut, karena data merupakan salah satu unsur paling penting dalam proses
penelitian untuk menghasilkan pengetahuan yang betul-betul valid baik data
primer maupun data sekunder, kemudian setelah itu, peneliti diharuskan
melakukan analisa terhadap data-data yang telah dikumpulkannya, sehingga ia
bisa menghasilkan kesimpulan yang betul-betul mendekati terhadap kondisi
faktual yang terjadi.
Di dalam proses pengumpulan data yang harus
dilakukan oleh peneliti terdapat langkah-langkah teoritis yang harus diketahui
sehingga ia tidak melakukan kekeliruan dalam pengumpulan data tersebut. Setelah
itu peneliti harus melakukan penganalisaan terhadap data tersebut.
Dalam proses pengumpulan data dan penganalisaannya
dalam penelitian kualitatif dan kuantitatif terdapat langkah-langkah yang harus
diketahui oleh peneliti sehingga tidak menghasilkan kesimpulan yang jauh dari
harapan. Dan untuk mengetahui teknik tersebut, maka penulis di dalam makalah
ini berusaha mengangkat judul teknik pengumpulan dan analisis data yang akan
diulas dalam bab pembahasan.
PEMBAHASAN
A. Teknik
Pengumpulan Data
Ada dua hal utama yang mempengaruhi kualitas hasil
penelitian, yaitu kualitas instrument penelitian, dan kualitas pengumpulan
data. Kualitas intrumen penelitian berkenaan dengan kualitas pengumpulan data,
dan kualitas pengumpulan data berkenaan dengan validitas dan reliabilitas
instrument, dan kualitas pengumpulan data berkenaan dengan ketepatan cara-cara
yang digunakan untuk mengumpulkan data. Oleh karena itu, instrument yang telah
teruji validitas dan reliabiltasnya, belum tentu menghasilkan data valid dan
reliable, apabila instrument tersebut tidak digunakan secara tepat dalam
pengumpulan datanya.
Pengumpulan data merupakan hal yang terpenting di
dalam kegiatan penelitian ilmiah, karena pada umumnya pengumpulan data pasti
sangat diperlukan kecuali untuk penelitian eksploratif, untuk menguji hipotesa
yang telah dirumuskannya..
Pengumpulan data bukanlah hal yang sepele walaupun
setiap orang memiliki kecenderungan di dalam melihat dan memandang objek yang
ingin diteliti. Karena ketika pengalaman dalam proses pengumpulan data semakin
sedikit, maka kemungkinan untuk
dipengaruhi oleh keinginan pribadi semakin besar. Oleh karena itu pengumpulan data
membutuhkan pengalaman dan keahlian yang cukup untuk melakukannya.[1]
Mengumpulkan data memang merupakan pekerjaan yang
melelahkan dan kadang sulit. Ketika pengumpulan data ini dilakukan oleh orang
lain selain peneliti, maka sedikit banyak akan dipengaruhi oleh orang yang
melakukannya, maka jika pengumpul data melakukan kesalahan sedikitpun dalam
proses tersebut, maka ia akan mempengaruhi data yang diberikan oleh responden,
dan kesimpulannya dapat menjadi salah. Dengan demikian pengumpulan data
merupakan hal sangat penting di dalam penelitian.
B.
Teknik Pengumpulan
Data Dalam Penelitian Kualitatif
Beberapa
metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif, yaitu:
1.Wawancara
Wawancara merupakan alat re-cheking atau pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Tehnik wawancara yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam. Wawancara mendalam (in–depth interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, di mana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama.[2]
Wawancara merupakan alat re-cheking atau pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Tehnik wawancara yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam. Wawancara mendalam (in–depth interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, di mana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama.[2]
Beberapa hal yang perlu diperhatikan seorang
peneliti saat mewawancarai responden adalah intonasi suara, kecepatan
berbicara, sensitifitas pertanyaan, kontak mata, dan kepekaan nonverbal. Dalam
mencari informasi, peneliti melakukan dua jenis wawancara, yaitu autoanamnesa
(wawancara yang dilakukan dengan subjek atau responden) dan aloanamnesa
(wawancara dengan keluarga responden). Beberapa tips saat melakukan wawancara
adalah mulai dengan pertanyaan yang mudah, mulai dengan informasi fakta,
hindari pertanyaan multiple, jangan menanyakan pertanyaan pribadi sebelum
building raport, ulang kembali ja Tahap-tahap wawancara meliputi :
·
Menentukan siapa yang
diwawancarai
·
Mempersiapkan
wawancara
·
Gerakan awal
·
Melakukan wawancara
dan memelihara agar wawancara produktif
·
Menghentikan wawancara
dan memperoleh rangkuman hasil wawancara
Pada tahap pertama peneliti menentukan dimana dan dari
siapa data akan dikumpulkan. Kegiatan ini juga meliputi penentuan bahan-bahan
dan identifikasi informan yang diperlukan dalam wawancara. Pada tahap kedua mencakup pengenalan karakteristik dari responden. Semakin elite responden, maka
makin penting untuk mengetahui informasi lebih banyak tentang responden. Selain
itu peneliti harus menyiapkan urutan pertanyaan, peran, pakaian, tingkat
formalitas, dan konfirmasi waktu dan tempat. Tahap ketiga adalah gerakan awal,
dimana penelti melakukan semacam “Warming Up” yaitu mengajukan pertanyaan
yang bersifat “grand tour” agar responden dapat memperoleh kesempatan dan
mengalami dalam suasana yang santai
tetapi mampu memberikan informasi yang berharga., juga berkemampuan untuk
mengorganisasikan jalan pikirannya sendiri., dengan mengajukan pertanyaan
secara umum yang akan dirinci pada waktu wawancara selanjutnya.[3]
Pada
tahap keempat pertanyaan diajukan secara khusus (spesifik), agar dipelihara
produktifitas proses wawancara. Tindakan menhentikan wawancara, apabila
peneliti telah banyak mendapatkan informasi yang melimpah; serta baik peneliti
maupun responden sudah capai. Tindakan berikutnya peneliti harus merangkum dan
mencek kembali yang telah dikatakan oleh responden dan barang kali responden
ingin menambah informasi yang telah diberikannya.
Menurut
Seidnan (1991) terdapat tiga rangkaian wawancara :
·
Wawancara yang
mengungkap konteks pengalaman partisipan (responden)
·
Wawancara yang memberi
kesempatan partisipan untuk merekonstruksi pengalamannya.
·
Wawancara yang
mendorong partisipan untuk merefleksi makna dari pengalaman yang dimiliki.
Pada wawancara pertama, pewawancara mempunyai tugas
membawa pengalaman partisipan kedalam
konteks dengan meminta partisipan bercerita sebanyak mungkin tentang
dirinya sesuai dengan topik pembicaraan
, dalam kurun waktu sampai sekarang. Kegiatan ini disebut wawancara sejarah hidup terfokus (focused
life history). Adapun tujuan wawancara kedua adalah untuk
mengkonsentrasikan rincian konkret tentang rincian pengalaman partisipan
sekarang, sejalan dengan topik studi. Misalnya dalam penelitian tentang guru
dan mentor dalam suatu situs klinis, kita bertanya pada mereka tentang apa yang
sebenarnya dilakukan dalam pekerjaannya. Wawancara ketiga adalah refleksi
makna. Dalam hal ini partisipan diminta merefleksi makna pengalaman yang
dimilikinya. Pertanyaan “makna” bukan merupakan
pertanyaan yang memuaskan, sekalipun isi ini memegang peran yang penting
untuk mengungkap pikiran partisipan. Pertanyaan – pertanyaan seperti ini mungkin muncul, menurut anda
memberi kesan apa kehidupan anda sebelum menjadi guru, dan kehidupan anda
sekarang seperti yang anda katakan ?. Kemudian dapat diteruskan “pengalaman-pengalaman” anda tersebut apa bermanfaat untuk menghadapi
kehidupan yang akan datang.
Teknik wawancara sebagai salah satu teknik pengumpulan
data ada dua macam :
a. Wawancara tersetruktur
wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik
pengumpulan data, apabila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan
pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam
melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrumen penlitian berupa
pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun telah disiapkan.
Di dalam wawancara terstruktur ini setiap responden diberi pertanyaan yang
sama, dan pengumpul data mencatatnya. Dengan wawancara terstruktur ini pula,
pengumpul data dapat menggunakan
beberapa pewawancara sebagai pengumpul data, supaya setiap pewawancara
mempunyai ketrampilan yang sama, maka diperluakan training kepada calon
pewawancara.[4]
b. Wawancara Tidak Terstruktur
wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas, di mana peneliti tidak
menggunakan [edoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap
untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa
garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.[5]
Dalam wawancara tidak terstruktur, peneliti belum
mengetahui secara pasti data apa yang akan diperoleh, sehingga peneliti lebih
banyak mendengarkan apa yang diceritakan oleh responden. Dan berdasarkan
analisis terhadap setiap jawaban dari responden tersebut, maka peneliti dapat
mengajukan pertanyaan berikutnya yang lebih terarah pada suatu tujuan.
c. wawancara Semiterstruktur
wawancara semiterstruktur ini sudah termasuk dalam
kategori in dept interview, di mana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila
dibandingkan dengan wawncara terstruktur. Tujuan wawancara spserti ini adalah
untuk menemukan permasalahan yang lebih terbuka, di mana pihka yang diajak
wawancara dimintai pendapat, ide-idenya. Dalam melakukan wawancara ini,
peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan
oleh informan.
2.Observasi
Observasiatau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara
mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang
sedang berlangsung. Beberapa informasi yang diperoleh dari hasil observasi
adalah ruang (tempat), pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau
peristiwa, waktu, dan perasaan. Alasan peneliti melakukan observasi adalah
untuk menyajikan gambaran realistik perilaku atau kejadian, untuk menjawab
pertanyaan, untuk membantu mengerti perilaku manusia, dan untuk evaluasi yaitu melakukan
pengukuran terhadap aspek tertentu melakukan umpan balik terhadap pengukuran
tersebut.
Bungin (2007: 115) mengemukakan
beberapa bentuk observasi yang dapat digunakan dalam penelitian kualitatif,
yaitu observasi partisipasi, observasi tidak terstruktur, dan observasi
kelompok tidak terstruktur.[6]
- Observasi partisipasi (participant
observation) adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk
menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan dimana
observer atau peneliti benar-benar terlibat dalam keseharian responden.
- Observasi tidak berstruktur adalah
observasi yang dilakukan tanpa menggunakan guide observasi. Pada observasi
ini peneliti atau pengamat harus mampu mengembangkan daya pengamatannya
dalam mengamati suatu objek.
- Observasi kelompok adalah
observasi yang dilakukan secara berkelompok terhadap suatu atau beberapa
objek sekaligus.
Beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam observasi adalah topografi, jumlah dan
durasi, intensitas atau kekuatan respon, stimulus kontrol (kondisi dimana
perilaku muncul), dan kualitas perilaku.
3.Dokumen
Dokumen adalah merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi. Sebagian besar data yang tersedia adalah berbentuk surat-surat, catatan harian, cenderamata, laporan, artefak, foto, dan sebagainya. Sifat utama data ini tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberi peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi di waktu silam. Secara detail bahan dokumenter terbagi beberapa macam, yaitu otobiografi, surat-surat pribadi, buku atau catatan harian, memorial, klipping, dokumen pemerintah atau swasta, data di server dan flashdisk, data tersimpan di website, dan lain-lain.
Dokumen adalah merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi. Sebagian besar data yang tersedia adalah berbentuk surat-surat, catatan harian, cenderamata, laporan, artefak, foto, dan sebagainya. Sifat utama data ini tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberi peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi di waktu silam. Secara detail bahan dokumenter terbagi beberapa macam, yaitu otobiografi, surat-surat pribadi, buku atau catatan harian, memorial, klipping, dokumen pemerintah atau swasta, data di server dan flashdisk, data tersimpan di website, dan lain-lain.
Studi
dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara
dalam penelitian kualitatif. Hasil penelitian dari observasi atau wawancara,
akan lebih dapat dipercaya kalau didukung oleg sejarah pribadi kehidupan di
masa kecil, di sekolah, di tempat kerja, di masyarakat, dan autobiografi.[7]
Tetapi perlu disadari bahwa tidak setiap dokumen memiliki kredibilitas yang
tinggi. Seperti conoth banyak foto yang tidak mencerminkan aslinya, karena foto
dibuat untuk kepentingan tertentu. Demikian juga, autobiografi yang ditulis
untuk dirinya sendiri sering subjektif.
4.
Triangulasi
Dalam
teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data
yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber
data yang telah ada. Bila peneliti telah menggunakan triangulasi, maka sebenarnya
peneliti telah mengumpulkan data sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu
mengecek kredibilitas data dengan berbagi teknik pengumpulan data dan berbagi
sumber data.
Triangulasi
teknik, berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda
untuk mendapatkan data dari sumber yang sama secara serempak. Triangulasi
sumber berarti untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan
teknik yang sama.Dalam hal ini, Susan Stainback(1988), menyatakan bahwa tujuan
dari triangulasi bukanlah untuk mencari kebenaran tentang beberapa fenomena,
tetapi lebih pada peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah
ditemukan.[8]
4.FocusGroupDiscussion(FGD)
Focus Group Discussion (FGD) adalah teknik pengumpulan data yang umumnya dilakukan pada penelitian kualitatif dengan tujuan menemukan makna sebuah tema menurut pemahaman sebuah kelompok. Teknik ini digunakan untuk mengungkap pemaknaan dari suatu kalompok berdasarkan hasil diskusi yang terpusat pada suatu permasalahan tertentu. FGD juga dimaksudkan untuk menghindari pemaknaan yang salah dari seorang peneliti terhadap fokus masalah yang sedang diteliti.
Focus Group Discussion (FGD) adalah teknik pengumpulan data yang umumnya dilakukan pada penelitian kualitatif dengan tujuan menemukan makna sebuah tema menurut pemahaman sebuah kelompok. Teknik ini digunakan untuk mengungkap pemaknaan dari suatu kalompok berdasarkan hasil diskusi yang terpusat pada suatu permasalahan tertentu. FGD juga dimaksudkan untuk menghindari pemaknaan yang salah dari seorang peneliti terhadap fokus masalah yang sedang diteliti.
Sedangkan sumber data utama dalam penelitian
kualitatif menurut Lofland seperti yang dikutip oleh Lexy J. Moleong, adalah
kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan
lain-lain.
Kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati
atau diwawancarai merupakan sumber utama. Dan kemudian dicatat melalui catatatan
tertulis atau melalui perekaman audio, pengambilan foto, dan film. Pencatatan
sumber data utama melalui wawancara atau pengamatan berperanserta merupakan
hasil usaha gabungan dari kegiatan melihat, mendengar, dan bertanya. Dan
dominasi dari ketiga sumber tersebut tergantung pada situasi dan kondisi.[9]
C. Teknik Pengumpulan Data Dalam Penelitian
Kuantitatif
Dalam penelitian kuantitatif terdapat beberapa
langkah untuk mengumpulkan data dalam proses penelitian, yaitu :
1.
Interview
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data
apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan
yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari
responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau kecil.
Wawancara ini memiliki dua bentuk, yaitu wawancara
terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Teknik wawancara terstruktur ini
mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendir atau self report, atau
stidak-tidaknya pada pengetahuan atau keyakinan pribadi.
2. Kuesioner(angket)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakuakn dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data
yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variable yang akan diukur dan tahu
apa yang bisa diharapkan dari rsponden. Selain itu, kuesioner juga cocok
digunakan bila jumleh respondens cukup besar dan tersebar diwilayah yang luas.
Kuesioner dapat berupa pertanyaan tertutup atau terbuka yang dapat diberikan
kepada responden secara langsung atau melalu pos.[10]
Uma Sekaran (1992) mengemukakan beberapa prinsip
dalam penulisan angket sebagai teknik pengumpulan data yaitu; prinsip
penulisan, pengukuran, dan penampilan fisik.
Adapun Prinsip-Prinsip Penulisan angket adalah
sebagai berikut:
1.
Isi dan Tujuan
Pertanyaan
Yang dimaksud di sini adalah apakah isi pertanyaan
tersebut merupakan bentuk pengukuran atau bukan? Kelau berbentuk pengukuran,
maka dalam membuat pertanyaan harus diteliti, setiap pertanyaan harus sekala
pengukuran dan jumleh itemnya mencukupi untuk mengukur variable yang diteliti.
2.
Bahasa Yang digunakan
Bahasa yang digunakan dalam penulisan kuesioner
harus disesuaikan dengan kemampuan berbahasa responden. Kalau sekiranya
responden tidak dapat berbahasa Indonesia, maka angket jangan disusun dengan
bahasa Indonesia. Jadi bahasa yang digunakan harus memperhatikan jenjang
pendidikan responden, keadaan social budaya, dan freme of reference dari
respondens.
3.
Tipe Dan Bentuk
Pertanyaan
Tipe
pertanyaan dalam angket harus tertutp atau terbuka, dan bentuknya menggunakan
kalimat positif maupun negative. Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang
mengharapkan responden untuk menuliskan jawabannya berbentuk uraian tentang
suatu hal. Sedangkan pertanyaan tertuitup akan membantu responden untuk
menjawab dengan cepat, dan juga memudahkan peneliti untuk melakukan analisis
data terhadap seluruh angket yang telah terkumpul.
4.
Pertanyaan tidak
mendua.
Setiap pertanyaan dalam angket tidak boleh
mendua(double barreled) sehingga menyulitkan responden untuk memberikan
jawaban.
5.
Tidak menanyakan yang
sudah lupa
6.
Pertanyaan tidak
menggiring. Artinya pertanyaan tidak menggiring responden kepada yang baik atau
yang buruk saja.
7.
Panjang Pertanyaan.
Pertanyaan yang terlalu panjang akan membuat responden merasa jenuh untuk
menjawabnya.
8.
Urutan Pertanyaan.
Urutan dalam hal ini harus dimulai dari yang umum menuju hal yang spesifik,
dari hal mudah menuju hal yang sulit, atau diacak.
9.
Prinsip Pengukuran
Angket yang
diberikan kepada responden untuk mengukur variable yang akan diteliti. Oleh karena itu harus dapat
digunakan untuk mendapatkan data yang valid dan reliable tentang variable yang
diukur. Maka sebelum angket diberikan kepada responden harus diuji ddulu
validitas dan reliabilitasnya terlebih dahulu. Karena instrument yang tidak
valid akan mengahasilkan yang juga tidak valid dan reliable.
10.Penampilan
Fisik
Penmpilan angket sebagai alat pengumpul data akan
mempengaruhi responden dan keseriusannya dalam mengisi angket.[11]
3. Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data memk
punyai cirri yang specifi bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu
wawancara dengan kuesioner. Kalau wawancara dan kuesioner selalu berbicara
dengan orang, maka metode observasi tidak terbatas pada orang tetapi juga
objek-objek alam yang lain. Karena observasi berada bersama objek yang
diselidiki secra langsung maupun tidak langsung. Observasi yang dilakukan waktu
terjadinya perinsitiwa disebut dengan observasi secara langsung, dan observasi
yang dilakukan di lain waktu dengan peinsitiwa disebut dengan observasi tidak
langsung, seperti melalui film, rangkaian slide, atau rangkai foto-foto.[12]
Dari
segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi
observasi partisipan maupun observasi non participant.
1.
Observasi Patisipan
(observasi Berperan Serta)
Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan
kegiatan sehari-hari dengan orang yang sedang diamati atau yang digunakan
sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan penelitian, peniliti ikut
melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka
dukanya. Dengan ini, maka data akan diperoleh dengan lebih lengkap , tajam, dan
sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak.
2.
Observasi Non Partisipan
Dalam observasi ini peneliti tidak terlibat lagsung
dan hanya sebagai pengamat independent. Peneliti mencatat, menganalisa dan
selanjutnya dapat membuat kesimpulan tentang prilaku masyarakat. Dalam
observasi non participant ini peniliti tidak akan mendapatkan data yang
mendalam dan tidak sampai pada tingkat makna. Makna adalah nilai di balik
prilaku yang tampak, terucapkan, dan yang tertulis.[13]
Observasi dilihat dari segi bentuknya ada dua,
yaitu :
a.
Observasi Tersetruktur,
yaitu observasi yang telah dirancang secara sistematis tentang apa yang akan
diamati, kapan dan di mana tempatnya. Ini dilakukan jika peneliti telah tahu
dengan pasti tentang variable apa yang akan diamati. Dalam melakukan
pengamatan, peneliti menggunakan instrument penelitian yang telah teruji
validitas dan reliabilitasnya.
b.
Observasi Tidak Tersetruktur,
yaitu observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan
diobservasi. Hal ini dilakukan karena peneliti tidak tahu secara pasti tentang
apa yang akan diamati. Dalam melakukan pengamatan peneliti tidak menggunakan
instrument yang telah baku, tetapi hanya rambu-rambu pengamatan.[14]
D.Teknik Analisis Data
Menurut
Patton, 1980 menjelaskan bahwa analisis data adalah proses mengatur urutan
data, mengorganisasikanya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian
dasar. Sedangkan menurut Taylor, (1975: 79) mendefinisikan analisis data
sebagai proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan
merumuskan hipotesis (ide) seperti yang disarankan dan sebagai usaha untuk
memberikan bantuan dan tema pada hipotesis. Jika dikaji, pada dasarnya definisi
pertama lebih menitikberatkan pengorganisasian data sedangkan yang ke dua lebih
menekankan maksud dan tujuan analisis data. Dengan demikian definisi tersebut
dapat disintesiskan menjadi: Analisis data proses mengorganisasikan dan
mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat
ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang didasarkan
oleh data.[15]
Dari
uraian tersebut di atas dapatlah kita menarik garis bawah analisis data
bermaksud pertama- tama mengorganisasikanm data. Data yang terkumpul banyak
sekali dan terdiri dari catatan lapangan dan komentar peneliti, gambar, foto,
dokumen, berupa laporan, biografi, artikel, dan sebagainya. Pekerjaan analisis
data dalam hal ini ialah mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberikan
kode, dan mengategorikannya. Pengorganisasian dan pengelolaan data tersebut
bertujuan menemukan tema dan hipotesis kerja yang akhirnya diangkat menjadi
teori substantif.
1.
Teknik Analisa Data
Kualitatif
Dalam penelitian kualitatif, teknik analisis data
yang digunakan sudah jelas, yaitu diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atau
menguji hipotesis yang telah dirumuskan di dalam proposal. Karena datanya kuantitatif
maka teknik analisa data menggunakan metode statistik yang sudah tersedia.
Misalnya akan menguji hidpotesis hubungan antara dua variabel, bila ditanya
ordinal maka statistik yang digunakan adalah korelasi Spearman Rank, sedangkan
bila datanya interval atau ratio maka yang digunakan adalah Korelasi Pearson
Product Moment. Bila akan menguji signifikansi komparasi data dua sampel, dan
datanya interval atau ratio dugunakan t-test dua sampelm, bila datanya nominal
dugunakan Chi Kuadrat. Selanjutnya bila akan menguji hipotesis komparatif lebih
dari dua sampel, datanya interval, maka digunakan analisis varian.[16]
Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari
berbagai sumber, dengan menggunakana teknik pengumpulan data yang
bermacam-macam(triangulasi), dan dilakukan dengan terus menerus sampai datanya
jenuh. Dengan dilakukan terus menerus seperti itu maka akan mengakibatkan
variasi data yang tinggi sekali. Data yang diperoleh pada umumnya adalah data
kualitatif(walaupun tidak menolak data kuantitatif), sehingga teknik analisis
data yang digunakan belum ada pola yang jelasm sehingga sering mengalami
kesulitan di dalam menganalisis, seperti yang dinyatakan oleh Miles dan
Huberman(1984) seperti yang dikutip Sugiyono bahwa yang paling sulit dan serius
dalam analisis data kualitatif adalah karena metode analisis belum dirumuskan
dengan baik.[17]
Analisis data kualitatif bersifat induktif, yaitu
suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan
menjadi hipotesis, selanjutnya dicarikan data lagi secara berulang-ulang
sehingga dapat disimpulkan apakah data itu diterima atau ditolak berdasarkan
data yang terkumpul. Bila berdasarkan data yang dapat dikumpulkan secara
berulang-ulang dengan teknik triangulasi, ternyata hipotesis tersebut diterima,
maka hipotesisi itu berkembang menjadi teori.
Nasution seperti yang dikutip oleh Sugiyono
mengatakan bahwa analisis data dalam penelitian kualitatif dimulai sejak
merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjuan ke lapangan, dan berlanjut
terus sampai penulisan hasil penelitian. Dan kenyataannya banyak analisis data
pada penelitian kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan data dari pada
setelah selesai pengumpulan data.[18]
Ada beberapa model analisis data dalam penelitian
kualitatif, yaitu ;
1.
Reduksi Data
Reduksi data dilakukan dengan cara mengidentifikasi
satu atau unit data, yaitu satuan terkecil yang ditemukan dalam data yang
memiliki makna bila dikaitkan dengan fokus dan masalah penelitian. Sesudah
satuan diperoleh, langkah berikutnya adalah membuat koding, yaitu membuat kode
pada setiap satuan agar supaya tetap dapat ditelusuri data satuannya, berasal
dari sumber mana.
2. Penyajian
Data (Data Display)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya
adalah menyajikan data. Dan penyajian data dalam penelitian kualitatif bisa
dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan
sejenisnya. Dalam hal ini Miles dan Huberman menyatakan bahwa yang paling
penting dalam penyajian data pada penelitian kualitatif adalah dengan teks yang
bersifat naratif.[19]
Dalam mendisplaykan data, huruf besar, huruf kecil,
dan angka disusun ke dalam urutan sehingga strukturnya dapat dipahami,
selanjutnya setelah dilakukan analisis secara mendalam, ternyata ada hubungan yang
interaktif antara tiga kelompok tersebut.
Dalam perakteknya tidak semudah ilustrasi yang
diberikan, karena fenomena sosial bersifat kompleks dan dinamis sehingga apa
yang ditemukan pada saat memasuki lapangan dengan setelah berlangsung agak lama
di lapangan akan mengalami perkembangan data. Dan setelah dibuktikan ternyata
hipotesis yang telah dibuat didukung oleh data di lapangan, maka hipotesis itu
terbukti dan akan menjadi teori.
3. Conclusion
Drawing/Verification
Langkah ketiga dalam anlisis data kualitatif adalah
penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal, yang dikemukakan masih bersifat sementara,
dan akan berubah bila ditemukan bukti-bukti yang lebih kuat yang mendukung pada
tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan
pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat
peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang
dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
Dengan demikian, kesimpulan dalam penelitian
kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal,
tetapi mungkin juga tidak, karena seperti yang telah dikemukakan bahwa masalah
dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan
akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan.[20]
Sedangkan
Teknik Analisis Data Penelitian Kuantitatif
Setelah terkumpul dari hasil pengumpulan data,
perlu segera digarap oleh peneliti, khususnya yang bertugas mengolah data. Ada
yang menyebut data preparation, ada pula data analisis.
Secara
garis besar, pekerjaan analisis data meliputi tiga langkah, yaitu:
1.
Persiapan
2.
Tabulasi
3.
Penerapan data sesuai
dengan pendektan penelitian
1.
Persiapan
a.
Mengecek nama dan
kelengkapan identitas pengisi, apalagi intsrumennya anonim, perlu sekali dicek
sejauh mana atau identitas apa saja yang sangat diperlukan bagi pengolahan data
lebih lanjut.
b.
Mengecek kelengkapan
data, artinya memeriksa isi instrumen pengumpulan data.
c.
Mengecek macam isian
data. Jika di dalam instrumen termuat sebuah atau beberapa item yang diisi
“tidak tahu” atau isian lain bukan yang dikehendaki peneliti, padahal isian
yang diharapkan tersebut merupakan variabel pokok, maka item itu perlu didrop.[21]
2. Tabulasi
Termasuk dalam kegiatan tabulasi ini antara lain:
1.
Memberikan skor(scoring)
terhadap item-item yang perlu diberi skor, misalnya tes, angket bentuk pilihan
ganda, rating scale, dan sebagainya.
2.
Memberikan kode
terhadap item-item yang tidak diberi sekor.
3.
Mengubah Jenis data,
disesuaikan atau dimodifikasikan dengan teknik analisis yang akan digunakan.
4.
Memberikan kode dalam
hubungan dengan pengolahan data memberikan kode pada semua variabel, kemudian
mencoba menentukan tempatnya di dalam coding sheet dalam kolom beberapa
baris keberapa.[22]
3. Penerapan
Data sesuai dengan Pendekatan Penelitian
Yang dimaksud dengan data yang diterapkan dalam
perhitungan adalah data yang disesuaikan dengan jenis data, yakni diskrit,
ordinal, interval, dan ratio. Pemilihan terhadap rumus yang digunakan
kadang-kadang disesuaikan dengan jenis data, tetepi adakalanya peneliti
menentukan pendekatan atau rumus, kemudian data yang ada dirubah disesuaikan
dengan rumus yang sudah dipilih.
Ketika membicarakan jenis data, bagi peneliti yang
menyukai statistik, ada berbagai rumus yang dapat digunakan untuk mengolah
data. Apabila peneliti berkeinginan untuk menggunakan jasa komputer, sebetulnya
tinggal menyerahkan data kepada pengolah data, dan tinggal menunggu hasilnya.[23]
Kemudian untuk menganalisis data dalam penelitian
kuantitatif menggunakan statistik. Terdapat dua macam statistik yang digunakan
untuk analisis data dalam penelitian kuantitatif, yaitu statistik deskriptif
dan statistik inferensial. Statistik inferensial meliputi statistik
parametris dan statistik nonparametris.[24]
Statistik parametris dan nonparametris terdapat
dalam statistik inferensial. Statistik parametris digunakan untuk menguji
parameter populasi melalui statistik, atau menguji ukuran populasi melalui data
sampel. Pengertian statistik di sini adalah data yang diperoleh dari sampel
sehingga disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan antara parameter(data populasi)
dan statistik (data sampel). Hanya dalam kenyataannya nilai parameter jarang
diketahui. Sedangkan statistik nonparametris tidak menguji parameter populasi,
tetapi menguji distribusi.[25]
Penggunaan statistik parametris dan nonparametris
tergantung pada asumsi dan jenis data yang akan dianalisis. Statistik
parametris digunakan untuk menganalisis data interval dan rasio, sedangkan
statistik nonparametris kebanyakan digunakan untuk menganalisis data nominal,
ordinal.
KESIMPULAN
Dari apa yang dijelaskan di atas dapat
diambil kesimpulan bahwa :
-Teknik
pengambilan data merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian, karena
data merupakan unsur untuk memperoleh kesimpulan dan jawaban dari apa yang
diteliti. Ketika proses tersebut keliru secara teknis, maka akan menghasilkan
kesimpulan yang keliru. Sehingga penting kemudian untuk mengetahui teknik
pengambilan data.
-Teknik
pengambilan data pada penelitian kualitatif meliputi; wawancara, observasi,
dokumen, triangulasi dan focus group discussion. Sedangkan teknik untuk
mengumpulkan data dalam penelitian kuantitatif adalah observasi,
kuesioner(angket), dan interview.
-Sedangkan
teknik analisis data dari penelitian kuantitatif adalah reduksi data, display
data, dan menyusun kesimpulan. Sedangkan untuk penelitian kuantitatif dalah
persiapan, tabulasi, dan penerapan data sesuai dengan pendekatan yang ditempuh
dengan statistik deskriptif dan statistik inferensial.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsini, Prof. Dr., Prosedur
Penelitian. Jakarta: Asdi Mahasatya, 2006.
Miles, Huberman, M.B., A.M,
Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber
Baru. Jakarta: UIPress, 1992.
Margono,
Drs. S ., Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2005.
Moleong, Prof. Dr. Lexy J., Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung, Rosda Karya, 2008.
Nazir, Moh., Ph. D, Metode
Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia, 1985.
Sukmadinata, Prof. Dr. Nana Saodih, Metode
Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Roesda Karya, 2006.
Sugiyono, Prof. Dr., Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alvabeta, 2008.
[1]
Prof. Dr. Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta : Asdi Mahasatya, 2006), 222-223
[2]
Prof. Dr. Nana Saodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : PT Roesda Karya,
2006), 216
[3] Miles, M.B. dan Huberman, A.M, Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Baru,(Jakarta: UIPress, 1992), 223
[4]
Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif, dan
R&D, (Bandung :
Alvabeta, 2008), 137-138
[5]
Ibid, 140
[6]
Ibid, 220
[7]
Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif, dan
R&D, 240
[8]
Ibid, 241
[9] Prof. Dr. Lexy J.
Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatf, (Bnadung, Rosda Karya, 2008),
157-158
[10] Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif,
dan R&D, 142
[11] Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif,
dan R&D, 144
[12] Drs. S . Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta,
2005), 158
[13] Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif,
dan R&D, 146
[14] Ibid, 146
[15] Prof. Dr.
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatf, 103
[16] Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif,
dan R&D, 243
[17] Ibid, 244
[18] Ibid, 245
[19] Ibid, 248
[20] Ibid, 252-253
[21] Prof. Dr. Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian, 236
[22] Moh. Nazir, Ph. D, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia
Indonesia, 1985), 415
[23] Ibid, 237
[24] Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif,
dan R&D, 149
[25] Ibid, 149

No comments:
Post a Comment