Alkisah,
di sebuah dusun yang terpencil, tinggallah seorang pemuda yang ingin pergi
mengembara ke negeri orang untuk mengubah nasib. Menjelang keberangkatan,
muncul di hatinya perasaan takut, cemas, dan ragu. Untuk memantapkan tekadnya,
pergilah si pemuda ini menghadap sesepuh marga atau panitua di dusun untuk
meminta petunjuk, memohon restu, sekaligus berpamitan.
Mendengar niat pemuda ini, sang
sesepuh dengan gembira berkata: "Anakku, rahasia kehidupan ini hanya
terdiri dari enam kata. Dan hari ini aku berikan setengahnya dulu sebagai bekal
kepergianmu." Lalu sang sesepuh menuliskan tiga kata, yaitu "Bu
Yao Pa (jangan takut)!"
Waktu terus berjalan.. tidak terasa
30 tahun telah berlalu. Berbagai macam suka dan duka telah dijalani sang pemuda
tadi. Dengan modal kata bijak "Jangan takut!", segala peluang dan
tantangan dihadapinya dengan keyakinan dan penuh keberanian. Dengan sikap
mental yang luar biasa seperti itu, akhirnya, ia berhasil mengubah nasibnya.
Pemuda itu kini telah menjadi seorang yang sukses serta sangat terpandang di
negeri itu.
Namun dalam segala keberhasilannya,
ia merasa ada sesuatu yang kurang sempurna dan ia menyesal mengapa tidak mampu
memecahkan masalah tersebut. Ia berusaha keras mencari tahu apa penyebabnya,
tetapi pikirannya justru bertambah kacau dan tidak terarah. Saat dalam
kegamangan itulah ia teringat dengan sang sesepuh yang telah memberinya tiga kata
bijak. "Bukankah beliau masih menyimpan tiga kata bijak lagi yang
dijanjikan akan diberikannya kepadaku?" gumannya.
Maka ia pun memutuskan pulang kembali
ke desanya dahulu untuk menemui sang sesepuh untuk meminta sisa tiga kata yang
dijanjikan. Sayangnya, sesampai di desa, sang sesepuh ternyata telah meninggal
dunia. Tetapi ada "surat wasiat" yang ditinggalkan untuknya. Rupanya
sang sesepuh sudah memperkirakan bahwa kelak suatu hari pemuda itu pasti akan
kembali. Secepatnya dibukalah surat wasiat itu, dan di dalamnya berisi pesan
tiga kata: "Bu Hou Hui (jangan pernah
menyesal)!"
Begitu selesai membaca kata-kata itu,
secara spontan perasaan menyesal yang membebaninya selama ini langsung hilang,
perasaannya menjadi ringan dan gembira.
Netter
yang Luar Biasa!
Sungguh berbobot kata-kata bijak itu.
Jangan takut, dan jangan pernah menyesal. Tidak terkecuali, Anda, saya dan kita
semua juga membutuhkan enam kata bijak tadi. Jika ingin menciptakan kehidupan
yang lebih baik, mau mengubah harapan menjadi nyata, pasti, kita membutuhkan
tiga kata bijak pertama: "jangan
takut". Kata bijak ini mengandung motivasi yang dapat melahirkan kekuatan
keberanian untuk bertindak. Jangan takut menentukan cita-cita
yang tinggi! Jangan takut mencoba dan memulai! Jangan takut menerima tantangan!
Jangan takut memeras keringat! Jangan takut mengemban tanggung jawab yang lebih
besar!
Namun ada kalanya, hasil perjuangan
tidak sesuai dengan harapan. Hambatan demi hambatan seolah memang diciptakan
untuk menghadang kita. Perjuangan pun bisa gagal total. Ini bisa membuat kita
merasa diliputi ketidak puasan, kecewa, penyesalan. Pada titik seperti ini,
tiga kata bijak berikutnya: "jangan pernah menyesal", bisa
menjadi kunci kebangkitan kita. Buang
jauh-jauh pikiran negatif. Penyesalan tidak akan dapat mengubah apapun, malah
hanya membebani dan menghambat langkah kita ke depan.
Mampu
menerima hasil perjuangan apa adanya adalah bijaksana, tetapi mau tetap bangkit
dengan apa adanya kita hari ini adalah luar biasa!!! Selama kita telah berjuang memberikan yang terbaik
dari yang kita miliki, apa pun hasilnya, sukses atau gagal, yang pasti semangat
perjuangan itu telah memiliki nilai kesuksesan tersendiri...
Jangan takut ! Jangan pernah
menyesal!

No comments:
Post a Comment