I’JAZUL QUR’AN
A.
PENDAHULUAN
Al-qur’an memberikan
kesempatan seluas-luasnya kepada para ahli bahasa dan sastra arab untuk membuat
suatu tandingan bagi al-qur’an, baik mengenai lafadz maupun isinya. Tantangan
al-qur’an berlaku terhadap siapapun sampai hari kiamat. Namun ternyata sejarah
membuktikan bahwa al-qur’an tidak pernah dapat tertandingi, apalagi pada masa
sekarang atau pada masa yang akan dating saat bahasa arabnilai dan mutu
sastranya tidak setinggi dan seindah sastra masa al-qur’an diturunkan, karena
susunan al-qur’an itu memang bukan ciptaan akal pikiran manusia melainkan wahyu
dari Allah SWT.
Begitu tinggi nilai susunan ayat-ayat al-qur’an itu, begitu
indah, padat makna dan isi yang terkandung di dalamnya, sehingga semenjak ia
diturunkan sampai sekarang, tidak pernah para ahli absen menelitinya, baik dari
kalangan umat Islam sendiri maupun dari kalangan non Islam. Yang ada Cuma
kegairahan dan kesungguhan ulama’ menurut kemampuan dalam bidangnya
masing-masing untuk meneliti dan menggali segi-segi yang menarik dari al-qur’an.
Dari segi sastra telah menghasilkan cabang ilmu tersendiri yang bersumber dari
apa yang disebut dengan I’jazul qur’an atau kemu’jizatan al-qur’an. Ilmu ini
menggali sedalam-dalamnya dari makna dan lafadz betapa keindahan dan kehebatan
ayat-ayat tersebut, betapa ia sanggup mematahkan atau mengalahkan segala
karya-karya indah dalam bidang sastra arab di kala itu.
B.
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
I’jazul qur’an
Menurut bahasa kata I’jaz adalah masdar dari kata
kerja a’jaza yang berarti melemahkan. Kata a’jaza ini termasuk fi’il thulathi
mazid yang berasal dari fi’il thulathi mujarrad ajaza yang berarti lemah, lawan
dari qadara yang berarti kuat atau mampu.[1]
Sedangkan al-qur’an , menurut bahasa adalah bacaan atau yang dibaca, al-qur’an
adalah masdar yang diartikan dengan isim maf’ul, yaitu maqru’ (yang dibaca).[2]
Kata I’jazul qur’an ialah melemahkannya
al-qur’an, suatu kata yang terdiri dari dua kata yang dimudhafkan, yaitu
dimudhafkannya kata mashdar I’jaz kepada pelakunya yaitu al-qur’an, sehingga
berarti melemahkannya al-qur’an. Sedangkan maf’ulnya (siapa obyek yang
dilemahkan) dibuang atau tersimpan. Bila didatangkan akan berbunyi :
(Melemahkannya
al-qur’an kepada manusia untuk mendatangkan apa yang telah ditantangkan kepada
mereka, yaitu membuat kitab seperti al-qur’an ini).
Sebab kitab al-qur’an telah
menantang pujangga-pujangga arab untuk membuat kitab seperti al-qur’an tetapi
dari dulu sampai sekarang tidak ada yang mampu membuat tandingan itu, padahal tantangan
al-qur’an itu sudah berkali-kali diturunkan dan yang disuruh menandingi seluruh
isi , dikurangi hanya supaya menandingi dalam 10 surat saja, sampai terakhir
hanya diminta membuat tandingan sebuah surat saja itupun tidak ada yang mampu
menandinginya. Karena itu kitab al-qur’an betul-betul I’jaz atau benar-benar
melemahkan manusia seluruhnya, tak ada seorangpun yang bisa menandingi
tantangannya.[3]
2.
Beberapa
segi kemu’jizatan al-qur’an
Yang dimaksud dengan sgi kemu’jizatan al-qur’an
adalah hal-hal yang ada pada al-qur’an yang menunjukkan bahwa kitab itu adalah
benar-benar wahyu dari Allah S.W.T dan ketidakmampuan jin dan manusia untuk
membuat hal-hal yang sama seperti al-qur’an.[4]
Beberapa segi kemu’jizatan al-qur’an antara lain :
1. Aturan
yang indah dan sama sekali berbeda dengan aturan yang berlaku dalam lisan
(bahasa) arab, baik dari bentuk syair mapun prosa. Segi uslub yang mengagumkan dan
berbeda dengan uslub bahasa arab, al-qur’an muncul dengan uslub yang begitu
bagus dan indah. Di dalamnya terkandung nilai-nilai istimewa yang tidak akan ada dalam ucapan manusia. Uslub dalam al-qur’an mempunyai
keistimewaan antara lain:
a. Kelembutan
al-qur’an secara lafdziah yang terdapat dalam susunan suara dan keindahan
sastranya.
b. Keserasian
al-qur’an baik untuk awam maupun cendekiawan
c. Sesuai
dengan akal pikiran dan perasaan dimana al-qur’an memberikan doktrin kepada
akal dan hati serta merangkum kebenaran dan keindahan sekaligus.
d. Keindahan
sajian al-qur’an serta susunan bahasanya seolah-olah merupakan suatu bingkai
yang dapat memukau akal dan memusatkan tanggapan serta perhatian.
e. Keindahaan
dalam liku-liku ucapan atau kalimat serta beraneka ragam dalam bentuknya, dalam
arti bahwa dalam satu makna diungkapkan dalam beberapa lafadz dan susunan yang
bermacam-macam yang semuanya indah dan halus.
f. Al-qur’an
mencakup dan memenuhi persyaratan antara bentuk global dan bentuk yang
terperinci.
g. Dapat
dimengerti dekaligus dengan melihat segi yang tersurat.[5]
2. Susunan
yang baik berbeda dengan susunan bahasa arab. Keistimewaaan susunan al-qur’an
sebagai berikut :
a. Lafadz-lafadz
al-qur’an yang jelas terasa dalam aturan suara dan keindahan bahasa.
b. Pengaruhnya
kepada umum khusus yang semuanya mengetahui kegunaannya dan merasakan
kehebataannya.
c. Pengaruhnya terhadap akal sehingga al-qur’an
menyeru kepada akal dan hati serta mengumpulkan kebenaran dan keindahan
sekaligus.
d. Kesempurnaan
al-qur’an dan hukum yaang dijelaskannya.
e. Kelincahnnya
dalam memutar ucpan dan keseniannya dalam bagian-bagian kalam.
f. Pengumpulan
al-qur’an diantara ijmal dan bayan.
g. Konsekuensi
makna bersama tujuan dalam lafadz.
3. I’jaz
(sederhana) yang indah dab kemegahan ucapan yang luar biasa di luar batas
kemampuan manusia untuk menjangkaunya, apabila akan mendatangkan yang serupa
dengannya.
4. Mengetengahkan
syari’at Tuhan yang sempurna dan lebih tinggi nilainya di atas semua syari’at
yang ada, yang dikenalkan kepada manusia pada zaman dahulu maupun sekarng.
Al-qur’an menjelaskan pokok-pokok aqidah, hukum-hukum ibadah, norma-norma
keutamaan dan sopan santun, undang-undang hukum ekonomi, politik, sosial dan
kemasyaraakatan, al-qur’anlah yang mengatur kehidupan keluarga dan masyarakat
dan meletakkan dasar-dasar kemsnusiaan yang mulia dan adil.
5. Menyampaikan
berita-berita ghaib yang merupakan dasar dan bukti kuat bahwa al-qur’an bukan
kalam manusia, tetapi kalam Dzat yang mengetahui perkara ghaib dan tidak ada
sesuatu yang samar baginya. Seandainya al-qur’an itu rekaan nabi Muhammad,
tentu akan nampak kesenjangan pada kabar-kabar ghaib, karena di mana terjadinya
tidak cocok dengan yang dikabarkannya, maka akan terbuka kebohongan dan
penipuan nabi Muhammad.[6]
6. Tidak
adanya pertentangan dengan ilmu pengetahuan modern, isyarat-isyarat yang rumit
terhadap sebagian ilmu pengetahuan alam telah disinggung dalam al-qur’an sebelum
ilmu pengetahuan itu sendiri menemukannya. Al-qur’an bukanlah kitab ilmu alam,
arsitek dan fisika, tetapi al-qur’an adalah petunjuk atau pembimbing, kitab
undang-undang dan perbaikan, namun demikian ayat-ayatnya tidak terlepas dari
petunjuk yang detail, kebenaran-kebenaran yang samar terhadap beberapa masalah
alami, di samping itu teori-teori ilmiah yang yang ada ada pada al-qur’an pada
masa itu belum dikenal dan ilmu pengetahuan modern pun belum menemukan
rahasia-rahasianya dan menemukan hal-hal baru.
7. Senantiasa
menepati janji dalam setiap apa yang telah dikabarkan, serta dalam setiap janji
Allah kepada hambanya. Janji tersebut ada dua, yaitu : mutlak dan terbatas.
Janji mutlak adalah seperti janji Allah untuk menolong Rasul-Nya dengan
mengeluarkan orang-orang yang mengusir Rasul dari tanah airnya, dan memberi
pertolongan kepada orang-orang mukmin untuk mengalahkan orang-orang kafir.
8. Pendidikan
dan ilmu pengetahuan yang terkandung di dalamnya dengan segala argumentasi dan
hujjah yang kuat.
9. Memenuhi
segala kebutuhan manusia. Alqur’an datang dengan membawa petunjuk-petunjuk yang
luas dan sempurna sesuai dengan kebutuhan manusia di segala tempat dan zaman.
Hal itu akan lebih jelas apabila tujuan-tujuan luhur yang dimaksud al-qur’an
untuk menyampaikan petunjuk dan bimbingannya yaitu perbaikan individu,
masyarakat, aqidah, ibadah, akhlaq, hukum dan politik, urusan keuangan, urusan
perang, kebudayaan ilmiah, membebaskan akal dan pikiran dari segala macam
khurafat.
10. Pengaruh
di dalam hati, pengaruh yang sedemikian mendalam dan menggetarkan hati para
pengikutsekaligus penantangnya. Pengaruh yang sangat besaryang ditimbulkan
dalam hati pengikut dan musuhnya,
sehingga karena pengaruh yang besar itu, orang-orang musyrik sendiri keluar
tengah malam untuk mendengarkan bacaan al-qur’an dari orang-orang Islam
sehingga mereka saling memberi peringatan agar tidak mendengarkan al-qur’an
serta mengeraskan suara gaduh.
11.
Keindahan
bahasa dan uslub al-qur’an. Ini adalah segi kemu’jizatan al-qur’an yang
pertama, karena memiliki kekhususan yang tinggi sehingga dengan ditulisnya
al-qur’an dengan bahasa dan uslub yang yang begitu indah tersebut membuat
manusia heran bahkan dapat melemahkan siapapun yang mendengarkannya. Keungglan
bahasa al-qur’an itu terbukti tidak ada yang mampu menandinginya padahal Allah
telah memberikan tantangan kepada manusia untuk membuat kitab seperti al-qur’an
dan kenyataannya tidak ada seorangpun yang sanggup menandinginya.[7]
12.
Cara
penyusunan bahasanya tampak baik, tertib, dan berkaitan antara yang satu dengan
yang lain, sehingga tidak kelihatan adanya perbedaan-perbedaan antara surah
yang satu dengan surah yang lain padahal al-qur’an diturunkan secara
berangsur-angsur selama 22 tahun lebih. Ketika dibaca tidak kelihatan
sedikitpun adanya perbedaaan gaya
bahasa, loncaatan kata dan kelainan ungkapan, justru sebaliknya tampak
kebulatan dan kesinambungan antara yang satu dengan yang lain.
13. Berisi beberapa ilmu pengetahuan yang banyak memberi acuan makhluk
pada kebenaran dan kebahagian hidup di dunia dan akhirat, karena di dalamnya
banyak berisi benih dari berbagai cabang ilmu pengetahuan. Al-qur’an itu
seolah-olah bagaikan gudang yang penuh berbagai pengetahuan dan sumber
bermacam-macam ilmu yang tak pernah kering, serta pangkal dasar dari prranata,
tatanan dan tuntunan dalam berbagai segi kehidupan insan.
14. Mampu memenuhi kebutuhan manusia, baik yang berupa petunjuk-petunjuk-petunjuk
dalam dalam berbagai segi kehidupan ataupun berwujud tuntunan-tuntunan dalamm
macam-macam peribadatan maupun yang berbentuk benih-benih dalam beraneka
disiplin ilmu pengetahuan di sepanjang
zaman.
15.
Dalam
segi cara-caranya mengadakan perbaikan dan kemaslalahtan-kemaslahan bagi umat
manusia. Hal itu dilakukan dengan cara yang sangat bijaksana sehingga
mengherankan dalam mengarahkan umat menuju jalan kebaikan, kemaslahaataan dan
kesejahteraan dalam berbagai kehidupan.
16.
Adanya
berita-berita ghaib dalam al-qur’an. Sebab, berita-berita ghaib yang
menceritakan hal-hal yang telah terjadi ratusan ribu tahun yang lalu itu tidak
mungkin diketahui oleh nabi, apalagi bisa menceritakannya, kalau bukan wahyu
dari Allah yang Maha Mengetahui segala rahasia
dan kejadian.
17.
Adanya
ayat teguran. Di dalam al-qur’an terkadang terdapat ayat yang berisi teguran yang menegur kekeliruan nabi Muhammad baik
dengan teguran secara tegas dan keras ataupun secara lunak dan lemah lembut.
Menurut pendapat sebagian ulama’ dalam hal
beberapa I’jazul qur’an (kemu’jizatan al-qur’an) adalah:
h. Segi
sastranya (balaghoh). Demikian pendaat al-jahizh wafat 255 H.seorang ahli ilmu
balaghoh (sastra al-quran) yang paling terdahulu. Karangan beliau yang brjudul
nazhmul Qur’an yang tiada sampai kepada kita,. Namun dalam karya beliau yang
lain yang bernama Alhayawah, Al-jahizh memberikan keterangan segi-segi I’jazul
Al-Quran seperti: Ijaz, hadzf, zawaid, Isti’arah, dan seterusnya. Dalam segi
ini tida seorangpun sanggup menciptakan susunan kata yang sama nilainya dengan
ayat-ayat al-Quran.
i. Keistimewaan
(I’jaz) Al-quran terletak pada susunannya yang sangat indah mengagumkan,
disamping nilai bahasannya yang sangat halus dan tinggi. Kedua segi I’jazul
Qur’an ini di kemukakan oleh imam Al-Baqillany.
j. Kemu’jizatan
Al-Quran terletak pada pemberitaannya mengenai soal-soal yang ghaib yang tak
dicapai oleh akal manusia. Sesungguhnya kata Al-Arni di dalam Ibkaarul
Afkar,letak kemukjizatan Al-Quran bukanlah pada peristiwa yang pernah terjadi
pada zaman yang lalu, melainkan pada nilai pengetahuan tentang masalah-masalah ghaib
yang di ungkapkan.
k. Kemukjizatan
al-Quran terletak pada gaya pengungkapanya terhadap satu masalah yang tidak
prnah bertentangan atau berlawanan. Lihatlah umpamannya gaya bahasa Al-Quran
dalam menceritakan kisah nabi musa pada beberapa ayat/surat, maksudnya sama,
namun saling melengkapidan tidak ada yang bertentangan. Mereka berlandasan
kepada firman Allah:
l. Kemukjizatan
Al-Quran yang tiada sanggup ditandingi manusia terletak pada nilai ayat-ayatnya
mengandung prinsip-prinsip berbagai ilmu pengetahuan.
3.
Macam-macam
mu’jizat al-qur’an
Dalam menjelaskan macam-macam I’jaz al-qur’an
ini para ulama berlainan keterangan. Hal ini disebabkan karena perbedaan
tinjauan masing-masing, diantaranya adalah :
a. Dr.
Abd. Rozaq Naufal, dalam kitab al-I’jazu al-adadi lil qur’an al-karim
menerangkan bahwa I’jaz al-quran itu ada 4 macam, yaitu :
1.) al-I’jazul
balaghi, yaitu kemu’jizatan segi sastra balaghonya yang muncul pada masa
peningkatan mutu sastra arab
2.) Al-I’jaz
al-Tasyri’I, yaitu kemu’jizatan segi pensyariatan hukum-hukum ajarannya yang
muncul pada masa penetapan hokum-hukum syari’at islam.
3.) Al-I’jaz
al-ilmi, yaitu kemu’jizatan segi ilmu pengetahuan yang muncul pada masa
kebangkitan ilmu dan sains di kalangan umat islam.
4.) Al-I’jaz
al-Adadi, yaitu kemu’jizatan segi kuantiti atau matematis/statistic, yang
muncul pada abad ilmu pengetahuan dan teknologi canggih sekarang. Sebagai
gambaran I’jaz al-adadi menurut Dr. Abd Razzaq Naufal itu berikut ini diberikan
contoh-contohnya :
a.) Dalam
al-qur’an kata iblis disebutkan sampai 11 kali, maka ayat yang menyuruh mohon
perlindungan dari iblis itu juga disebutkan 11 kali pula.
b.) Kata
sihir dengan segala bentuk tashrifnya dalam al-qur’an disebutkan sampai 60
kali, dan kata fitnah yang merupakan sebab dari sihir itu juga disebutkan
sampai 60 kali pula.
c.) Kata
musibah dengan segala bentuk tashrifnya dalam al-qur’an disebutkan sampai 75
kali, yang kata musibah itu sendiri disebutkan 10 kali dan dengan jumlah 75
kali pada lafadz syukur dan semua bentuknya yang merupakan ungkapan bahagia
terhindar dari musibah itu.
b. Imam
al-Khoththoby dalam buku al-bayan fi I’jaz al-qur’an mengatakan bahwa
kemu’jizatan al-qur’an itu terfokus pada bidang kebalaghaan saja. Dengan kata
lain, beliau mengangggap bahwa I’jaz al-qur’an itu hanya satu macam saja
intinya, yaitu hanya I’jaz al-balaghi. Sebab, kemu’jizatan al-qur’an itu hanya
terdiri dari segi balaghah saja, sekalipun dengan lafal dan maknanya bersama,
maksudnya dengan susunan uslub yang demikian itu bisa mencakup kefashihan
lafal, kebaikan susunan dan keindahan makna.
c. Imam
al-Jahidh di dalam kitab Nudzum al-qur’an dan hujaj al-nabawiyah
serta al-bayan wa al-tabyin menegaskan bahwa kemu’jizatan al-qur’an itu
terfokus pada bidang susunan alafal-lafalnya saja. Maksudnya I’jaz al-qur’an
itu hanya satu macam saja, yaitu kemu’jizatan susunannya. Sebab, memang susunan
lafal-lafal al-qur’an itu berbeda dari kitab-kitab lain, terutama dengan adanya
lafal mufrad dan murakkab, adanya taqdim dan ta’khir, adanya hadzf dan dzikr,
adanya fashl dan washl dan sebagainya yang sungguh menakjubkan.
4. Mu’jizat
alqur’an dari segi ghaib
Di dalam al-Quran ada
berita-berita ghaib dan hal itu adalahmenunjukkan bahwa kitab suci tersebut
betul-betulwahyu dari Allah SWT. Sebab, berita-berita ghaib yang menceritakan
hal-hal yang telah terjadi ratusan ribu tahun lalu itu tidak mungkin di ketahui
oleh Nabi, apalagi bias menceritakannya, kalau bukan wahyu dari Allah SWT yang
maha mengetahuisegla rahasia dan keajaiban.
Hal ini sesuai dengan firman
Allah SWT:
Artinya : “dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci
semua yang ghaib, tk ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri. Dan Dia
mengetahui pa yang ada didaratan dan lautan,”Q.S.Al-An’am : 59
Berita-berita ghaib yng ada
dalam al-Quran itu meliputi berita-berita ghaib dari masa lalu (ghuyubul
mustakbilah).
Berita-berita ghaib yang
menceritakan kejadian masa lalu adalah kisah para nabi / rasul dahulu bersama
umat-umatnya. Kisah-kisah tersebut tidak mungkin disaksikan nabi Muhammad
ataupun umatnya yang kebannyakan umi. Hl ini di tegaskan dalam surat Al-imran
ayat 44, yang artinya : “yang demikian itu dalah sebagai dari berita-berita ghaib
yang kami wahyukan kepadamu (Muhamad), padahal kamu tidak hadir beserta mereka,
ketika mereka melepat anak-anak panah mereka.”
Sedangkan yang menceritakan
berita-berita ghaib pada masa kini adalah mengenai keterangan-keterangan Allah
SWT dan sifat-sifat-Nya, malaikat, jin, setan, surga, neraka, dan sebagainya.
Dan menjelaskan ihwal orang-orang munafik, seperti penjelasan ayat 107 surat
al-taubah:
úïÏ%©!$#ur (#räsªB$# #YÉfó¡tB #Y#uÅÑ #\øÿà2ur $K)Ìøÿs?ur ú÷üt/ úüÏZÏB÷sßJø9$# #Y$|¹öÎ)ur ô`yJÏj9 Uu%tn ©!$# ¼ã&s!qßuur `ÏB ã@ö6s% 4 £`àÿÎ=ósus9ur ÷bÎ) !$tR÷ur& wÎ) 4Óo_ó¡ßsø9$# ( ª!$#ur ßpkô¶t öNåk¨XÎ) cqç/É»s3s9 ÇÊÉÐÈ
107.
Dan (di antara orang-orang munafik itu) ada orang-orang yang mendirikan
masjid untuk menimbulkan kemudharatan (pada orang-orang mukmin), untuk
kekafiran dan untuk memecah belah antara orang-orang mukmin serta menunggu
kedatangan orang-orang yang Telah memerangi Allah dan rasul-Nya sejak
dahulu[660]. mereka Sesungguhnya bersumpah: "Kami tidak menghendaki selain
kebaikan." dan Allah menjadi saksi bahwa Sesungguhnya mereka itu adalah
pendusta (dalam sumpahnya).
Dan berita ghaib yang
menceritakan hal-hal yang akan datang adalah hal-hal yang pada waktu itu belum
terjadi, tetapi kemudian betul-betul terjadi. Contohnya seperti pada surat
al-rum ayat : 1-4
$O!9# ÇÊÈ ÏMt7Î=äñ ãPr9$# ÇËÈ þÎû oT÷r& ÇÚöF{$# Nèdur -ÆÏiB Ï÷èt/ óOÎgÎ6n=yñ cqç7Î=øóuy ÇÌÈ Îû ÆìôÒÎ/ úüÏZÅ 3 ¬! ãøBF{$# `ÏB ã@ö6s% .`ÏBur ß÷èt/ 4 7ͳtBöqtur ßytøÿt cqãZÏB÷sßJø9$# ÇÍÈ
1. Alif laam Miim[1160]
2. Telah dikalahkan bangsa Rumawi[1161],
3. Di negeri yang terdekat[1162] dan mereka
sesudah dikalahkan itu akan menang[1163]
4. Dalam beberapa tahun lagi[1164]. bagi
Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang). dan di hari (kemenangan
bangsa Rumawi) itu bergembiralah orang-orang yang beriman,
Dalam ayat 3 tersebut
disebutkan bahwa bangsa Romawi akan menang terhadap bangsa Persia, setelah dia
dikalahkannya. Kemenangan bangsa Romawi itu belum terjadi waktu ayat ini
diturunkan, tetapi sesuai dengan keterangan ayat 4 tersebut bahwa bangsa Romawi
akan menang dalam waktu 2- tahun. Ramalan al-qur’an tersebut tepat, tidak
sampai sembilan tahun bangsa Romawi dapat mengalahkan bangsa Persia sehingga kaum
mukmin senang sekali.[8]
5. Kemu’jizatan
alqur’an dari segi tasyri’
Dalam diri manusia telah
diciptakan oleh Allah naluri yang bekerja di dalam jiwa dan mempengaruhi kecenderungan-kecenderungan
hidupnya. Akal sehat mungkin dapat menjaga pmiliknya dari ketergelinciran, akan
tetapi arus kejiwaan yang menyimpang akan mengalahkan kekuasaan akal, oleh karena
itu, maka untuk meluruskan manusia diperlukan pendidikan khusus baginya yang
daapat mendidik mengembangkan serta membimbingnya ke arah kebaikan dan kebahagiaan.
Sepanjang sejarah, manusia telah
mengenal berbagai macam doktrin, pandangan dan tasyri’ yang bertujuan
tercapainya kebahagiaan, namun tidak satupun yang dapat mencapai keindahan dan
keebesaran seperti yang dicapai al-qur’an dalam kemu’jizatan tasyri’nya.
Dalam hal ini, al-qur’an
terlebih dahulu memulai dengan pendidikan individu dan menegakkan individu itu
di atas penyucian jiwa dengan akidah tauhid yang dapat menyelamatkaannya dari khurafat
dan wahm, mengalahkan perbudakan hawa nafsu dan syahwat agar kelak ia
menjadi hamba Allah yang ikhlas dan tunduk kepada-Nya. Karena jika akidah
seseorang telah benar, maka ia wajib menerima syari’at al-qur’an baik
menyangkut kewajiban maupun ibadah, kaarena setiap ibadah yang difardlukan
keada manusia itu dimaksudkan untuk kebaikan manusia tu sendiri. Shalat
misalnya, bila dilakukan dengan serius dan khusyu’, maka akan mencegah
pelakunya dari perbuatan keji dan munkar, zakat dapat mencabut jiwa-jiwa
kekikiran, pemujaan kepada harta benda dan keserkahan akan dunia dari jiwa
oraang yang mau melakukannya, puasa adalah pengekang jiwa, penguat tekad dan
penahan syahwat, haji merupakan perjalanan yang daapat menghibur jiwa dari
kesulitan dan membukakan mata hati terhadap rahasia-rahasia Allah. Penunaian ibadah-ibadah-ibadah
fardlu ini akan mendidik manusia untuk menyadari tanggung jawab dan untuk
memikul semua beban agama dan akhlak mulia.
Setelah dari pendidikan
individual, Islam meneruskan ke pembangunan keluarga, maka dalam hal ini
disyyari’atkan perkawinan untuk memenuhi naluri seksualdan kelangsungan jenis
manusia dalam keturunan yang bersih dan suci.
Kemudian datanglah sistem
pemerintahan yang mengatur masyarakat Islam yang telah ditetapkan oleh
al-qur’an dengan kaiddah-kaidah pemerintahan Islam dalam bentuk yang paling
ideal dan baik, yaitu suatu sistem pemerintahan yang didasarkan pada
musyawarah, persamaan dan larangan kekuasaan individual.
Al-qur’an juga telah
menetapkan perlindungan terhadap macam-macam kebutuhan primer bagi kehidupan
manusia: jiwa, kehormatan, harta benda dan akal. Selain itu juga, ditetapkan
hukum mengenai hubungan internasional baik dalam masa perang maupun damai. Ringkasnya
al-qur’an merupakan tasyri’ paripurna yang menegakkan kehidupan manusia di atas
dasar konsep yang paling utama. Dan kemu’jizatan tasyri’nya ini bersama dengan kemu’jizatan
ilmiah dan bahasaanya akan senantiasa eksis untuk selamanya. Dan tidak
seoraangpun yang mengingkari bahwa al-qur’an telah memberikan pengaruh besar
yang dapat mengubah wajah sejarah dunia.[9]
6. Al-qur’an
mu’jizat yang kekal
Mu’jizat yang dimiliki oleh para
nabi ada dua kategori : pertama mu’jizat hissiyah (dapat ditangkap inderawi).
Mu’jizat dalam kategori ini bersifat sementara, akan lenyap seiring perjalanan
zaman dan akan hilang dengan wafatnya para nabi dan Rasul yang memilikinya.
Orang yang mencarinya tidak akan menemukannya kecuali dalam bentuk kisah.
Mu’jizat semacam ini seperti mu’jizat nabi Musa berupa tongkat yangb berubah
menjadi ular karena ia diutus pada masa yang banyak ahli sihir dan
merajalelanya sihir. Kedua, mu’jizat aqliyyah/maknawiyyah (hanya dapat
ditangkap nalar/logika). Mu’jizat dalam kategori ini bersifat kekalsepanjang
zaman dan dapat diperhatikan oleh orang yang mempunyai hati dan pikiran.
Mu’jizat semacaam ini hanya ada satu yaitu al-qur’an yang diberikan Allah
kepada nabi Muhammad. Al-qur’an turun setelah kemampuan manusia itu lengkap dan
pemikirannya meningkat, karena risalah nabi Muhammad ditujukan kepada manusia
setelah mevncapai tahap kepintaran dan pertumbuhan akalnya secara keseluruhan
telah mencapai kesempurnaan. Mu’jizat nabi Muhammad bisa dicapai dengan akaal,
ia berupa ide-ide yang abadi dan bisa ditangkap kearifannya oleh manusia dalam
setiap generasinya.
C. PENUTUP
1. Kesimpulan
Kemu’jizatan al-qur’an dapat dibuktikan daalam
bebrapaa segi, antara lain dari segi bahasa, tasyri’, ilmu-ilmu yang terkandung
di dalamnya dan lain sebagainya. Karena mu’jizat itu sendiri adalah sesuatu
yang luar biasa yang melemahkan manusia baik sendiri ataupun kolektif untuk
mendatangkan sesuatu yang menyerupai atau menyamainya yang hanya diberikan
kepada nabi atau rasul Allah.
Al-qur’an dengan segala macam isinya adalah
abadi, tidak lenyap oleh lenyapnya hari, atau mati oleh wafatnya rasulullah,
akan tetapi tegak di atas dunia, menentang setiap pendusta dan menjawab setiap
yang ingkar dan sekaligus menyeru kepada seluruh umat untuk mengikuti
petunjuknya menuju kebahagiaan yang hakiki. Kemu’jizatan al-qur’an bukan
semata-mata untuk melemahkan manusia atau menyadarkan mereka atas kelemahannya
untuk mendataangkan semisal al-qur’an, karena hal itu adalah sesuatu yang wajar
bagi orang yang berakal, akan tetapi tujuan sebenarnya adalah untuk menjelaskan
kebenaran al-qur’an itu sendiri dan rasul yang membawanya
2. Saran
Di dalam makalah ini, penulis
sadar betul akan semua kekurangan penulis baik secara materi maupun non materi
sehingga penulis yakin masih banyak kekurangan dan kesalahan yang perlu untuk
diperbaiki. Untuk itu, penulis berharap kepada semua teman-teman agar berkenan
memberikan sumbangsih pemikiran dan mengkaji lebih dalam lagi terhadap makalah
ini demi kesempurnaannya.
[1]Abdul Djalal H.A, Ulumul
Qur’an (Surabaya :
Dunia Ilmu, 2008), 267.
[2]Mboh
[3]Abdul Djalal, op.cit.,
268.
[4]Ibid., 279.
[5]Ali al-Shabuny, Pengantar
Studi Al-Qur’an (Bandung: PT al-Ma’arif, 1996), 103.
[6]Ali al-Shabuny, Ikhtisar Ulum
al-Qur’an Praktis, (Jakarta :
Putakan Amani, 2001), 157.
[7]Ibid., 281.
[8]Djalal, Ulum, 290
[9]Manna’ Khalil al-Qattan, Terj., Studi Ilmu Qur’an (Bogor : PT Pustaka Litera
Antar Nusa, 2009), 393-399

No comments:
Post a Comment