PERENCANAAN
PENDIDIKAN ISLAM
Oleh :
Rizal Dalil, Suyudi, dan Agus Kosasih
A.
PENDAHULUAN
Perencanaan atau yang sudah akrab
dengan istilah planning
adalah satu dari fungsi management yang sangat penting. Bahkan kegiatan
perencanaan ini selalu melekat pada kegiatan hidup kita sehari-hari, baik
disadari maupun tidak. Sebuah rencana akan sangat mempengaruhi sukses dan
tidaknya suatu pekerjaan. Karena itu pekerjaan yang baik adalah yang
direncanakan dan sebaiknya kita melakukan pekerjaan sesuai dengan yang
telah direncanakan.
Dengan melakukan yang
demikian pekerjaan kita menjadi terukur, terkendali dan dapat dievaluasi.
Suatu perencanaan dalam hadits nabi diistilahkan dengan menyiapkan bekal,
sedangkan dalam firman Allah menyiapkan
segala sesuatu untuk menghadapi segala kemungkinan.
Sebagaiman pesan Nabi kepada shahabat Abi Dzar ; “ Perkokohlah bahtera karena
lautan itu dalam, Perbanyaklah
bekal karena perjalanan itu panjang…”. Begitupun firman Allah dalam
QS. al-Anfal : 60, “Dan
siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan
dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang kamu menggentarkan
musuh Allah dan musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak
mengetahuinya…”.
Dalam makalah ini akan kita
bahas beberapa masalah terkait pengertian, urgensi, ruang lingkup, konsep dan
strategi perencanaan, khususnya dalam pengelolaan lembaga pendidikan Islam.
B.
PENGERTIAN , URGENSI DAN RUANG LINGKUP
Dalam investorword.com[2]
didefinisikan “The
process of setting goals, developing strategies, and outlining tasks and schedules to accomplish the goals”. Planning
adalah proses menetapkan tujuan, mengembangkan strategi, dan menguraikan tugas dan jadwal untuk mencapai tujuan. Dari pengertian diatas dapat
diketahui bahwa sebuah planning atau perencanaan adalah merupakan proses menuju
tercapainya tujuan tertentu. Atau dalam istilah lain merupakan persiapan yang
terarah dan sistematis agar tujuan dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Kaufman (1972) sebagaimana dikutip
Harjanto, Perencanaan adalah suatu proyeksi tentang apa yang diperlukan dalam
rangka mencapai tujuan absah dan bernilai. Bintoro Tjokroaminoto mendefinisikan
perencanaan sebagai proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan secara sistematis
yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Pramuji Atmosudirdjo mendefinisikan
perencanaan adalah perhitungan dan penentuan tentang sesuatu yang akan
dijalankan dalam rangka mencapai tujuan tertentu, siapa yang melakukan,
bilamana, dimana, dan bagaiman melakukannya. SP. Siagiaan mengartikan
perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang
menyangkut hal-hal yang akan dikerjakan di masa datang dalam rangka mencapai
tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Y.Dior berpendapat perencanaan
perencanaan adalah suatu proses penyiapan seperangkat keputusan untuk
dilaksanakan pada waktu yang akan datang , dalam rangka mencapai sasaran
tertentu.
Berbagai pendapat diatas
menyiratkan bahwa perencanaan merupakan proses yang berisi kegiatan-kegiatan
berupa pemikiran, perhitungan, pemilihan, penentuan dsb. Yang semuanya itu
dilakukan dalam rangka tercapainya tujuan tertentu. Pada hakekatnya perencanaan
merupakan proses pengambilan keputusan atas sejumlah alternative (pilihan)
mengenai sasaran dan cara-cara yang akan dilaksanakan di masa yang akan datang
guna mencapai tujuan yang dikehendaki serta pemantauan dan penilaiannya atas
hasil pelaksanaannya, yang dilakukan secara sistematis dan dan
berkesinambungan.
Proses yang dimaksud diatas
menyangkut 3 kegiatan yang berupa penilaian terhadap kondisi saat ini yang
merupakan hasil dari proses masa lalu, sasaran baru yang akan ditetapkan,
serta pekerjaan apa saja yang tepat untuk dilakukan untuk mencapai tujuan baru
tersebut. Dengan demikian perencanaan mengandung unsure; (1)kegiatan yang
telah ditetapkan sebelumnya, (2) adanya proses, (3) adanya hasil yang ingin
dicapai dan (4) Masa depan dan waktu tertentu. Atau dalam istilah Hansiswany
kamarga[6]
perencanaan merujuk pada kata kunci ;
- Aktivitas atau proses yang dilaksanakan sekarang
- Merupakan penuntun (guideline, framework) untuk dilakukan di masa yang akan datang
- Dilakukan dalam suatu system
- Dalam rangka mencapai tujuan
Hal diatas sesuai dengan firman
Allah dalam QS. Al Hasyr (59) : 18,
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا
اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ
إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ (18)
“Hai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang
telah diperbuatnya untuk hari esok ; dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.
Perencanaan dalam fungsi mamagement
amat penting. Suatu kegiatan yang sukses biasanya merupakan indikasi dari
perencanaan yang matang. Bahkan dalam kegiatan-kegiatan tertentu kita perlu
menyiapkan beberapa lapis perencanaan agar ketiatan tersebut dapat mencapai
sukses maksimal sebagaimana yang kita kenal dengan istilah ; Plan A, Plan B,
Plan C dst.
Perencanaan memiliki urgensi yang
sangat bermanfaat dalam hal antara lain;
1)
Standar pelaksanaan dan pengawasan
2)
Pemilihan berbagai alternatif terbaik
3)
Penyusunan skala prioritas, baik sasaran maupun kegiatan
4)
Menghemat pemanfaatan sumber daya organisasi
5)
Membantu manager menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan
6)
Alat memudahkan dalam berkoordinasi dengan pihak terkait
7)
Alat meminimalkan pekerjaan yang tidak pasti
Manfaat yang lain dari perencanaan
adalah;
1)
Menjelaskan dan merinci tujuan yang ingin dicapai
2)
Memberikan pegangan dan menetapkan kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk
mencapai tujuan tersebut.
3)
Organisasi memperoleh standar sumber daya terbaik dan mendayagunakan sesuai
tugas pokok fungsi yang telah ditetapkan.
4)
Menjadi rujukan anggota organisasi dalam melaksanakan aktivitas yang konsisten
prosedur dan tujuan
5)
Memberikan batas wewenang dan tanggung jawab bagi seluruh pelaksana
6)
Memonitor dan mengukur berbagai keberhasilan secara intensif sehingga bisa
menemukan dan memperbaiki penyimpangan secara dini.
7)
Memungkinkan untuk terpeliharanya persesuaian antara kegiatan internal dengan
situasi eksternal
8)
Menghindari pemborosan
Dengan adanya standar pelaksanaan
(SOP) dan pengawasan,skala prioritas, tujuan, batasan wewenang, pedoman kerja
dsb. memungkinkan seluruh personil yang terlibat dalam organisisasi atau tim
akan dapat bekerja lebih transparan dan penuh tanggung jawab, efektif dan
efisien.
Kegiatan perencanaan memiliki ruang
lingkup yang sangat luas terkait demensi waktu, spasial, dan tingkatan dan
teknis perencanaannya. Namun demikian ketiga demensi tersebut saling
kait-terkait dan beriteraksi. Masing-masing demensi tersebut adalah
sebagai berikut; [7]
1.
Perencanaan dari demensi waktu
Dari demensi waktu perencanaan
mencakup; (a) Perencanaan jangka panjang (long term planning) berjangka 10
tahun keatas, bersifat prospektif, idealis dan belum ditampilkan sasaran-sarana
yang bersifat kualitatif. (b) Perencanaan jangka menengah (medium term
planning) berjangka 3 sampai 8 tahun, merupakan penjabaran dan uraian
rencana jangka panjang. Sudah ditampilkan sasaran-sasaran yang diproyksikan secara
kuantitatif, meski masih bersifat umum. (c) Perencanaan jangka pendek (sort
term planning) berjangka 1 tahunan disebut juga perencanaan jangka pendek
tahunan (annual plan) atau perencanaan operasional tahuanan (annual
opperasional planning)
2.
Perencaan dari demensi spasial
Perencanaan ini terkait dengan
ruang dan batas wilayah yang dikenal dengan perencanaan nasional (berskala
nasional), regional (berskala daerah atau wilayah), perencanaan tata ruang dan
tata tanah (pemanfaatan fungsi kawasan tertentu).
3.
Perencanaan dari demensi tingkatan teknis perencanaan
Dalam demensi ini kita mengenal
istilah (a) perencanaan makro (b) perencaan mikro (c) perencanaan sektoral (d)
perencaan kawasan dan (e) perencaan proyek. Perencaan makro meliputi
peningkatan pendapatan nasional, tingkat konsumsi, investasi pemerintah dan
masyarakat, ekspor impor, pajak, perbankan dsb. Perencanaan mikro disusun dan
disesuaikan dengan kondisi daerah. Perencanaan kawasan memperhatikan keadaan
lingkungan kawasan tertentu sebagai pusat kegiatan dengan keunggulan komparatif
dan kompetitif. Perencanaan proyek adalah perencanaan operasional kebijakan
yang dapat menjawab siapa melakukan apa, dimana, bagaimana dan mengapa.
4.
Perencanaan demensi jenis
Menurut Anen (2000) sebagaimana
dikutip Syaiful sagala meliputi ; (a) Perencanaan dari atas ke bawah (top down
planning), (b) perencanaan dari bawah ke atas (botton up planning), (c)
perencanaan menyerong kesamping (diagonal planning), dibuat oleh pejabat
bersama dengan pejabat bawah diluar struktur (d) perencanaan mendatar
(horizontal planning), yaitu perencanaan lintas sektoral oleh pejabat selevel
(e) perencanaan menggelinding (rolling planning) berkelanjutan mulai rencana
jangka pendek,menengah dan panjang.(f) perencanaan gabungan atas ke bawah dan
bawah ke atas (top down and button up planning), untuk mengakomodasi
kepentingan pusat dengan wilayah/daerah.
Dalam kegitan pendidikan lingkup perencanaan meliputi semua komponen
administrasi sekolah dalam hal kurikulum, supervisi, kemuridan, keuangan,
sarana dan prasarana, personal, layanan khusus, hubungan masyarakat, media
belajar, ketata usahaan sekolah dsb. Atau berupa penentuan sasaran, alat,
tuntutan-tuntutan, taksiran, pos-pos tujuan, pedoman, kesepakatan (commitment)
yang menghasilkan program-program sekolah yang terus berkembang
C.
TEORI dan KONSEP PERENCANAAN
Menurut Hudson dalam Tanner (1981)
teori perencanaan meliputi, antara lain; sinoptik, inkremental, transaktif,
advokasi, dan radial. Selanjutnya di kembangkan oleh tanner (1981) dengan nama
teori SITAR sebagai penggabungan dari taksonomi Hudson.
1.
Teori Sinoptik
Disebut juga system planning,
rational system approach, rasional comprehensive planning. Menggunakan model
berfikir system dalam perencanaan, sehingga objek perencanaan dipandang sebagai
suatu kesatuan yang bulat, dengan satu tujuan yang disbebut visi.
Langkah-langkah dalam perencanaan ini meliputi ; (a) pengenalan masalah, (b),
mengestimasi ruang lingkup problem (c) mengklasifikasi kemungkinan
penyelesaian, (d) menginvestigasi problem, (e) memprediksi alternative, (f)
mengevaluasi kemajuan atas penyelesaian spesifik.
2.
Teori incremental
Didasarkan pada kemampuan institusi
dan kinerja personalnya. Bersifat desentralisasi dan tidak cocok untuk jangka
panjang.
3.
Teori transaktif
Menekankan pada hakekat individu
yang menjunjung tinggi kepentingan pribadi dan bersifat desentralisasi.
4.
Teori advokasi
Menekankan hal-hal yang bersifat
umum, perbedaan individu dan daerah diabaikan. Berdasar pada argumentasi logis
rasional dan dapat mempertahankan dalam argumentasi serta bukan pada
pengalaman empiris atau penelitian.
5.
Teori radial
Menekankan pada lembaga local untuk
melakukan perencanaan sendiri agar lebih cepat memenuhi kebutuhan local.
6.
Teori SITAR
Merupakan gabungan kelima teori
diatas sehingga disebut juga complementary planning process. Teori ini
menggabungkan kelebihan dari teori diatas sehingga lebih lengkap.
D.
STRATEGI PERENCANAAN
Pendekatan (strategi) perencanaan pendidikan terkait erat dengan struktur
penduduk. Ada empat pendekatan dalam perencanaan pendidikan, yaitu ; (1)
pendekatan kebutuhan social (social demand approach), (2) pendekatan
ketenagakerjaan (manpower approach), (3) pendekatan untung rugi (cost and
benefit), (4) pendekatan cost eefectiveness, dan (5) pendekatan terpadu.
Masing-masing mempunyaI kelebihan dan kelemahan.
1.
Pendekatan kebutuhan social (social demand approach)
Pendekatan model ini didasarkan
atas keperluan masyarakat saat ini dan menitik beratkan pada pemerataan
pendidikan seperti wajib belajar (wajar 9 tahun). Kekurangannya pendekatan
model ini adalah; (1) mengabaikan alokasi dalam skala nasional, (2) mengabaikan
kebutuhan perencanaan ketenagakerjaan, (3) cenderung hanya menjawab problem
pemerataan dengan lebih mengutamakan kuantitas daripada kualitas pendidikan.
2.
Pendekatan ketenagakerjaan (manpower approach)
Pendekatan ini mengutamakan
keterkaitan system pendidikan dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja.
Membengkaknya angka pengangguran misalnya menjadi pendorong untuk mempertemukan
gape antara dunia pendidikan dengan dunia kerja. Upaya untuk hal ini misalnya
diberlakukannya system link and match, magang, pendidikan profesi, pengembangan
smk dsb.
3.
Pendekatan untung rugi (cost and benefit)
Dalam pendekatan ini dibuat
perhitungan perbandingan antara biaya yang dikeluarkan untuk penyelengaraan
pendidikan serta keuntungan yang akan siperoleh dari hasil pendidikan.
Pendekatan ini melihat pendidikan sebagai upaya investasi yang harus memberikan
keuntungan nyata pada saat nanti.
4.
Pendekatan cost efectiveness
Pendekatan ini menitikberatkan pada
pemanfaatan biaya secermat mungkin untuk mencapai hasil pendidikan seoptimal
mungkin, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Pendidikan ini diadakan
jika benar-benar memberikan keuntungan yang relative pasti. Seperti dibukannya
program magister management, magister bisnis administrasi, kursus-kursus dsb.
5.
Pendekatan terpadu
Yaitu dengan memadukan keempat
pendekatan diatas sunaryo (2000)
Dalam hemat kami, pendekatan terpadu dapat digunakan untuk menjembatani
berbagai kepentingan akan tujuan output pendidikan. Apalagi dalam islam dikenal
akan adanya dua kebutuhan duniawi dan ukhrowi sehingga pendekatan yang
digunakan untuk pendidikan tentu semestinya mencakup kedua kebutuhan tersebut.
Dalam al-Qur’an kita dapat merujuk
ayat yang menggambarkan pendekatan yang mestinya kita jadikan model pendekatan
yang strategis dalam pendidikan islam yaitu; pendekatan untuk memenuhi
kebutuhan tujuan jangka pendek dan kebutuhan tujuan jangka panjang.
Dalam QS. al-Furqan : 74 Allah
berfirman ;
“Ya Tuhan kami, anugrahkanlah
kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati , dan
jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa”.
Dalam ayat tersebut menjelaskan
tentang adanya 2 tujuan utama pendidikan islam, yaitu; menjadikan peserta didik
atau murid menjadi “qurrata
a’yun” dan “imam’
bagi orang-orang yang bertaqwa.Tujuan yang pertama adalah tujuan jangka pendek
dan yang kedua merupakan tujuan jangka panjang.
Indikator tercapainya tujuan jangka
pendek “qurratu
a’yun’ adalah adanya perubahan pada diri peserta didik / murid yang
antara lain perubahan pada ; (a) aqidah/pola pikir, (b) akhlakul karimah,
(c) ketaatan beribadah, (d) karakter dan disiplin dan (e) Antusias
dan motivasi belajar atau ta’li. Sedangkan tercapainya tujuan jangka panjang
pendidikan adalah terbitnya generasi yang hadir ditengah kehidupan menjadi “leader” imam,
pemimpin yang berperan sebagai inisiator perubahan dalam masyarakat,
memiliki pengaruh dan menjadi motivator umat serta tampil sebagai problem
solver atau penyelesai masalah.
E.
KESIMPULAN
Dari berbagai pemaparan diatas dapat kita ambil kesimpulan dan poit penting
antara lain ;
- Perencanaan adalah sangat penting baik ditinjau dari sisi management maupun dari pandangan agama islam, mengingat adanya pesan nabi Muhammad saw. Dan ayat al-qur’an yang menekankan hal tersebut.
- Diantara pengertian perencanaan adalah suatu proses menetapkan tujuan, mengembangkan strategi, dan menguraikan tugas dan jadwal untuk mencapai tujuan.
- Diantara urgensi perencanaan adalah akan memberikan guideline (framework) untuk mencapai tujuan masa datang.
- Ruang lingkup perencanaan mencakup berbagai demensi baik waktu, spasial,tingkatan dan teknis perencanaan.
- Teori perencanaan meliputi, antara lain; sinoptik, inkremental, transaktif, advokasi, dan radial
- Pendekatan (strategi) yang dapat digunakan dalam perencanaan pendidian islam antara lain pendekatan kebutuhan social (social demand approach), pendekatan ketenagakerjaan (manpower approach), pendekatan untung rugi (cost and benefit), pendekatan cost eefectiveness, dan pendekatan terpadu.
- Pendekatan terpadu lebih utama diterapkan dalam perencanaan pendidikan islam mengingat adanya konsep islam yang mengajarkan pentingnya memenuhi kebutuhan yang bersifat duniawi dan ukhrawi.
F.
PENUTUP
Demikian makalah ini kami susun sebagai bahan diskusi untuk pemahaman
pengetahuan yang lebih mendalam akan pentingnya perencanaan. Segala ide,
masukan serta kritik yang bersifat membangun amat kami butuhkan untuk
kesempurnaan makalah ini. Walllahu
a’lam.
REFERENSI :
1.
Sagala,syaiful, 2007, Managemen
Strategik dalam meningkatkan mutu pendidikan; Alpabeta, Bandung.
2.
Usman, Husaini, 2006, Teori,
Praktik, dan Riset Pendidikan; Bumi Aksara, Jakarta.
3.
Tim UPI, 2007, lmu
dan aplikasi Pendidikan, Ilmu Pendidikan Praktis ; Intitama,
Bandung.
4.
Harjanto, 2008. Perencanaan
pengajaran ; Rineka Cipta,Jakarta.
5.
Kamarga, Hansaswany, Perencanaan
pengajaran sejarah, presentasi ;Internet
6.
Investorword,com ,Internet

No comments:
Post a Comment